TEKNOLOGI PENGOLAHAN REMPAH (JAHE)
TEKNOLOGI PENGOLAHAN REMPAH (JAHE)
created by Rizky kurnia Widiantoko
Masyarakat Indonesia umumnya telah
mengenal dan memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari untuk
berbagai kepentingan, seperti bahan campuran bahan makanan, minuman,
kosmetik, parfum dan lain-lain.
Teknologi Pengolahan Jahe
Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang
berperan dalam performansinya, harus tetap diperhatikan karena
berkaitan dengan hasil akhir olahan. Setelah panen, rimpang harus segera
dicuci dan dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian disarankan
menggunakan air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe
dalam air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe
ditiriskan dan diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara
yang baik, sehingga air yang melekat akan teruapkan
Pengeringan merupakan proses pengurangan
kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8 – 10 %; karena pada
tingkat kadar air tersebut, kemungkinan bahan cukup aman terhadap
pencemaran, baik yang disebabkan oleh jamur ataupun insektisida. Ada
berbagai cara pengeringan, yaitu dengan penjemuran langsung, dianginkan
ataupun dengan udara panas yang mengalir.
Pada tahap awal, rimpang dicuci (kadar
air diperkirakan sekitar 85 – 90%), diiris-iris dengan ketebalan 7 – 8
mm. Setelah dijemur atau kering ketebalan akan menjadi 5 – 6 mm dengan
kehilangan berat sekitar 60 – 70% (kadar air sekitar 7 – 12%). Pada
waktu penjemuran, dijaga agar bahan jangan sampai menumpuk. Sedangkan
untuk alas penjemuran digunakan anyaman bambu, lantai penjemur atau
tikar. Tetapi penjemuran langsung dengan matahari seringkali menyebabkan
bahan mudah tercemar dan keadaan cuaca yang tidak menentu akan
menyebabkan pembusukan.
Untuk mendapatkan simplisia kering dengan
tekstur yang menarik, sebelum diiris, jahe dapat direbus atau digodok
beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi. Kemudian baru diiris
dan dijemur. Ada beberapa cara pengeringan jahe dalam pembuatan
simplisia di antaranya:
- Menggunakan cahaya matahari langsung.
Cara ini sederhana dan hanya memerlukan
lantai jemur, yang umum digunakan adalah lantai penjemuran dari semen
dan rak penjemuran dari kayu. Rimpang jahe yang akan dijemur di sebar
secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas merata dan
rimpang tidak retak.
Cara penjemuran semacam ini selain murah
juga praktis, namun juga ada kelemahan yaitu suhu dan kelembaban tidak
dapat terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat pengeringan
tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama.
- Alat pengering energi surya (secara tidak langsung).
Alat ini menggunakan energi sinar
matahari sebagai sumber panas dengan tambahan energi lain seperti
listrik atau bahan bakar. Cara ini memanfaatkan sirkulasi udara untuk
memindahkan panas. Besarnya energi panas dengan yang berpindah
menentukan efektifitas dari alat ini. Sedangkan besarnya energi panas
yang diserap tergantung pada keadaan dan struktur permukaan alat.
Disamping cara pengeringan kedua tersebut diatas ada juga cara
pengeringan menggunakan oven. Berikut salah satu contoh alat pengering
energi surya.
Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam
resep bumbu kari. Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan
adalah jahe kering sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut
kemudian digiling halus dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan dikemas
dalam wadah yang kering.
Pengolahan lanjutan untuk rempah jahe
adalah minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri adalah minyak yang
mudah menguap yang terdiri atas campuran zat yang mudah menguap dengan
komposisi dan titik didih yang berbeda. Sebagian besar minyak atsiri
diperoleh dengan cara penyulingan atau hidrodestilasi.
Dewasa ini, minyak atsiri banyak
digunakan dalam berbagai industri, seperti industri parfum, kosmetik,
essence, farmasi dan flavoring agent. Biasanya, minyak atsiri yang
berasal dari rempah digunakan sebagai flavoring agent makanan. Bahkan
dewasa ini sedang dikembangkan penyembuhan penyakit dengan
aromatheraphy, yaitu dengan menggunakan minyak atsiri yang berasal dari
tanaman.
Minyak atsiri yang disuling dari jahe
berwarna bening sampai kuning tua bila bahan yang digunakan cukup
kering. Lama penyulingan dapat berlangsung sekitar 10 – 15 jam, agar
minyak dapat tersuling semua. Kadar minyak dari jahe sekitar 1,5 – 3 %.
Oleoresin merupakan campuran resin dan
minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut
organic. Jahe mengandung resin yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat
sebagai oleoresin. Keuntungan dari oleoresin adalah lebih higienis, dan
mempunyai kekuatan lebih bila dibandingkan dengan bahan asalnya.
Penggunaan oleoresin dalam industri lebih disukai, karena aromanya lebih
tajam dan dapat menghemat biaya pengolahan.
Alasan Perlunya Pengolahan Jahe
Di Indonesia sebagian besar jahe
digunakan dan diperdagangkan dalam (termasuk diekspor) dalam bentuk
segar. Dengan cara ini memang diperoleh keuntungan antara lain : mudah
untuk ditangani dan ditimbang (diukur beratnya) serta tidak memerlukan
pelabelan yang khusus. Juga bila digunakan dalam pangan olahan akan
lebih sedilit kehilangan flavor atau cita rasa dalam pengolahan dengan
suhu tinggi.
Tetapi jika dilihat lebih jauh kekurangan
atau kerugian yang diperoleh dalam jahe bentuk segar jauh lebih banyak,
antara lain : memerlukan banyak tempat dalam penyimpanannya karena
sifatnya yang kamba (bulky); mutu dan kekuatan flavor atau cita rasanya
gervariasi tergantung pada umur, asal jahe dan kondisi penyimpanan;
adanya komponen tannin yang tergantung di dalamnya dapat mempengaruhi
warna dari produk olahan, adanya enzim lipase dalam rempah dapat
mempengaruhi rasa produk pangan yang diolah dan disimpan lama, dan
selama penyimpanan dapat kehilangan minyak volatil atau
komponen-komponennya.
Kekurangan lain adalah mudah terkena
cemaran (kontaminasi) baik dari asal tumbuhnya, dalam transpor dan
penyimpanan; gudang, pilot plant atau kantor dapat tercemari oleh debu
rempah-rempah selama operasi penggilingan; beberepa jenis rempah-rempah
mengandung bakteri dengan jumlah yang sangat tinggi; tempah-rempah yang
dihancurkan dapat menghilangkan pecahan-pecahan yang tidak diinginkan
pada produk akhir; distribusi plavor yang dihasilkan dalam produk akhir
kurang merata; dan meskipun dalam rempah-rempah yang sudah disterilisasi
kemungkinan masih mengandung bangkai serangga, larva atau telur.
Adanya kekurangan dan masalah dalam
penanganan dan perdagangan rempah-rempah segar (termasuk rempah kering)
tersebut di atas dapat menghambat peranan Indonesia dalam perdagangan
rempah-rempah internasional.
Sebenarnya jika komponen atau zat aktif
dalam rempah-rempah dipisahkan, sisanya merupakan produk yang kurang
atau tidak berguna sebagai pemberi cita rasa, karena sebagian besar
terdiri atas serat (selulosa) dan pati. Pada saat ini di Indonesia ini
sudah banyak industri yang mengekstrak komponen aktif rempah-rempah
tersebut, dan diperdagangkan dalam bentuk oleoresin dan minyak atsiri
jahe.
Teknologi Ekstraksi Yang Sesuai Untuk Pengolahan Jahe
Paradigma baru yang berkembang dalam
menilai fungsi pangan yaitu pangan tidak hanya sebagai penyedia zat gizi
untuk kebutuhan tubuh, dan sebagai pemenuhan selera karena rasa dan
aromanya, tetapi juga sebagai penyedia zat aktif yang jika masuk ke
dalam tubuh atau sistem hayati lainnya dapat mempengaruhi proses
fisiologis dan biokimiawi, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan.
Prinsip pendekatan dengan kerangka berpikir tersebut adalah menilai
makanan dan minuman tidak hanya dari rasa, aroma dan nilai gizi, namun
pada senyawa aktif pangan yang berfungsi dalam pencegahan, peningkatan,
bahkan pengobatan dan rehabilitasi penyakit.
Jahe (Zingiber officinale Roscoe),
secara tradisional dikenal sebagai obat masuk angin, obat gosok,
penghangat tubuh, meningkatkan nafsu makan, dan obat. Khasiat jahe
tersebut secara ilmiah mulai dibuktikan, antara lain sebagai
antimikroba, antiseptik, mengurangi influenza, memperkuat lambung,
memperbaiki pencernaan, mengurangi flatulensi, stimulan bagi pernafasan
dan jantung, obat pada penyakit kesuburan wanita, sebagai analgesik dan
antiinflamasi berkaitan dengan efek penghambatan biosintesa
prostaglandin.
Khasiat jahe tersebut ditimbulkan oleh
kandungan senyawa bioaktif dan cita rasa jahe Senyawa fenolik gingerol
dan zingeron memiliki sifat sporostatik terhadap B. subtilis pada
konsentrasi 0,6 %. Gingerol dan shogaol berfungsi sebagai
antihepatotoksik terhadap CCl4 dan galaktosamin penyebab sitotoksik pada
hati tikus. Senyawa (6)-gingerol, (8)-gingerol dan (10)-gingerol dapat
mengurangi aktivitas kardiotonik. Sedangkan (6)-shogaol lebih efektif
dari (6)-gingerol dalam menekan kontraksi usus, dan bersifat antitusif.
Pada akhir abad ke-19, secara in vitro dan in vivo,
dibuktikan bahwa ekstrak jahe memberi efek positif terhadap respons
proliferatif dan sitolitik limfosit. Selain itu, ekstrak etanol jahe
segar secara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan menurunkan tingkat kematian sel. Kemampuan sel NK dalam melisis alur sel kanker (cell line)
sel target YAC-1 meningkat pada mencit yang diberi ekstrak air jahe.
Aktivitas sitolitik sel NK meningkat pada manusia atau responden yang
diberi konsumsi jahe selama satu bulan. Studi pada subjek manusia
menjelaskan bahwa konsumsi sari jahe selama 30 hari meningkatkan
aktivitas sitolitik sel NK.
Senyawa-senyawa yang sangat berguna dalam
jahe biasanya diekstrak dalam bentuk minyak atsiri dan oleoresin.
Oleoresin adalah campuran komplek yang diperoleh dengan ekstraksi,
konsentrasi (pemekatan) dan stansarisasi minyak esensial (minyak atsiri)
dan komponen non volatil (tidak menguap) dari rempah-rempah, biasanya
dalam bentuk cairan kental atau pasta. Sedangkan minyak atsiri atau
minyak esensial adalah fraksi volatil yang diperoleh dari proses
destilasi rempah-rempah dan bagian tanaman lain.
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Beberapa metode ekstraksi :
1.Penekanan atau pengempaan. Tekanan yg
diberikan selama pengempaan akan mendorong cairan terpisah dan keluar
dari sistem campuran padat – cair. Perbedaan tekanan dalam sel dan
lingkungan akan mengakibatkan cairan terekstrak.
2. Pemanasan. Dilakukan untuk ekstraksi
minyak dari bahan hewani (sistem campuran padat – cair). Pemanasan dapat
menyebabkan protein dalam jaringan menggumpal sehingga jaringan akan
mengkerut. Pengkerutan akan mengakibatkan minyak terperas keluar.
3. Menggunakan pelarut. Ekstraksi dengan
pelarut berdasarkan pada sifat kelarutan komponen-komponen terhadap
pelarut dalam suatu campuran. Ekstraksi dapat dilakukan untuk komponen
cair dari sistem campuran cair – cair maupun cair – padat, dan komponen
padat dari sistem campuran padat – padat maupun padat – cair. Pemilihan
jenis pelarut harus menjadi pertimbangan dan bersifat selektif. Pelarut
harus mempunyai kemampuan melarutkan komponen yg akan dipisahkan dan
mempunyai viskositas cukup rendah sehingga mudah disirkulasikan.
Oleoresin diperoleh dari ekstraksi bahan yang telah dihaluskan dengan
menggunakan pelarut organik yang mudah menguap. Beberapa pelarut yang
dapat digunakan: etil alkohol, metil alkohol, isopropil alkohol, metilen
atau etilen klorida, heksan dan aseton.
Proses Pengambilan Oleoresin
Dalam bentuk oleoresin disamping
diperoleh keuntungan juga ada kekurangannya. Keuntungannya antara lain
seragam, terstandarisasi, flavornya lengakap atau sama dengan
rempah-rempah asalnya; bersih, bebas dari mikroba, seragam dan cemaran
lain; bebas enzim dan masih mengandung antioksidan alami; kadar airnya
sangat rendah, hampir tidak ada; mempunyai masa simpan yang lama dalam
kondisi penyimpanan yang normal atau agak keras; kehilangan minyak
esensial dapat dikurangi karena adanya resin; dan memerlukan gudang
penyimpanan yang jauh lebih mecil dibandingkan dengan menyiman
rempah-rempah segar.
Sedangkan kekurangan atau kerugian antara
lain sangat pekat dan kadang-kadang lengket sehingga sulit ditimbang
dengan tepat; karena sifatnya yang pekat dan lengket, sejumlah oleoresin
masih menempel pada wadahnya ketika dituang; flavor dipengaruhi oleh
asal dan kualitas bahan mentah yang mungkin asalnya tidak sama; sejumlah
tannin masih terdapat didalamnya, kecuali jika dilakukan proses
penghilangan tannin tersebut; dan kemungkinan masih terkandung residu
atau sisa pelarut dalam jumlah yang melebihi batas yang ditentukan jika
tidak dilakukan kontrol yang baik dalam proses ekstraksinya.
Minyak atsiri adalah senyawa mudah
menguap yang tidak larut di dalam air yang berasal dari tanaman. Minyak
atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses destilasi.
Pada proses ini jaringan tanaman dipanasi dengan air atau uap air.
Minyak atsiri akan menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk
atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Campuran uap air dan
minyak atsiri dikondensasikan pada suatu saluran yang suhunya relatif
rendah. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang
sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling
melarutkan.
Dalam bentuk minyak atsiri keuntungan
yang diperoleh antara lain : seragam, mutu dan kekuatan flavor dapat
distandarisasi, produk lebih konsisten; bebas dari enzim-enzim, tannin,
bakteri dan serangga; tidak menambah kandungan air pada produk akhir;
tidak mempengaruhi warna produk akhir; dan mempunyai stabilitas yang
baik dalam kondisi penyimpanan yang normal.
Sedangkan kekurangan atau kerugian bentuk
minyak atsiri antara lain adanya kehilangan komponen volatil dalam
proses pengolahan dengan suhu tinggi; aroma atau flavor tidak persis
sama dengan rempah-rempah asalnya; beberapa jenis minyak atsiri mudah
teroksidasi; antioksida alami yang terdapat dalam rempah-rempah telah
hilang selama proses isolasi minyak atsiri; tidak mudah terdispersi
dalam bahan-bahan kering; dan bentuknya sangat pekat sehingga sulit
untuk ditangani dan ditimbang secara tepat.
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri 1-3%. Minyak atsiri jahe dapat diperoleh dengan berbagai teknik penyulingan, yaitu:
1) Metode perebusan: Bahan direbus di
dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian
dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan
untuk metode ini disebut alat suling perebus.
2) Metode pengukusan: Bahan dikukus di
dalam ketel yang konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak atsiri
akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke
kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut
suling pengukus.
3) Metode uap langsung: Bahan dialiri
dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap. Minyak atsiri akan
menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor
untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat
suling uap langsung.
Untuk skala kecil seperti yang dilakukan
oleh kebanyakan petani, metode pengukusan paling sering digunakan karena
mutu produk cukup baik, proses cukup efisien, dan harga alat tidak
terlalu mahal. Untuk skala besar, metode uap langsung yang paling baik
karena paling efisien dibanding cara lainnya.
Perbedaan Herbs and Spices
Bumbu atau “Herb” adalah tanaman
aromatik yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap dan pebangkit
selera makan. Herb sebagian besar terdiri dari tumbuh – tumbuhan yang
berasal dari daerah dingin, dan biasanya digunakan dalam keadaan masih
segar misal bawang. Rempah atau “Spices” adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera makan. Spices
sebagian besar tumbuh di daerah tropik dan banyak dimanfaatkan dalam
pengolahan makanan untuk memberi rasa pada makanan. Rempah dapat juga
dikatakan sebagai bumbu kering. Pada hakikatnya bumbu dan rempah
keduanya memberi dan meningkatkan rasa dan aroma pada makanan, misalnya
merica (spices)
Minyak Atsiri atau Essensial Oil
Sejak dahulu orang telah mengenal
berbagai jenis tanaman yang memiliki bau spesifik. Bau tersebut
ditimbulkan oleh tanaman, baik dari batang, daun, rimpang atau
keseluruhan bagian tanaman. Bau khas tersebut ternyata ditimbulkan
secara biokimia sejalan dengan perkembangan proses hidupnya sebagai
suatu produk metabolit sekunder yang disebut minyak atsiri. Minyak ini
dihasilkan oleh sel tanaman atau jaringan tertentu dari tanaman secara
terus menerus sehingga dapat memberi ciri tersendiri yang berbeda-beda
antara tanaman satu dengan tanaman lainnya. Minyak ini bukan merupakan
senyawa tunggal, tetapi tersusun oleh gabungan dari berbagai senyawa
pencetus bau lainnya yang jenis, sifat dan khasiatnya berbeda.
Minyak atsiri disebut juga minyak
essensial, istilah essential dipakai karena minyak atsiri mewakili bau
dari tanaman asalnya. Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan
senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang
secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
Melalui asal usul biosinterik, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi
turunan terpenoid yg terbentuk melalui jalur biosinteris asam asetat
mevalonat dan turunan fenil propanoid yang merupakan senyawa aromatik,
terbentuk melalui jalur biosintesis asam sikimat. Terpenoid berasal
dari suatu unit senyawa sederhana yang disebut sebagai isoprena.
Sementara fenil profana terdiri dari gabungan inti benzena (fenil) dan
propana.
- Adapun sifat-sifat minyak atsiri sbb:
- Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya .
- Memiliki rasa getir, berasa tajam, menggigit, memberi rasa hangat sampai panas atau justru dingin ketika dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
- Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak berubah menjadi bau tengik, ini berbeda dengan minyak lemak.
- Tidak dapat bercampur dengan air, tetapi dapat memberikan baunya pada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
- Sangat mudah larut dalam pelarut organik.
Metodae Isolasi Minyak Atsiri yang selama
ini saya gunakan adalah metode destilasi (penyulingan) dengan air.
Metode ini meliputi destilasi air dan uap air. Metode ini dapat
digunakan untuk bahan kering mauoun bahan segar, seluruh bahan digiling
untuk dihaluskan lalu dimasukan dalam bejana yang bentuknya mirip
dandang.
Beberpa contoh minyak atsiri adalah
minyak pala (nutmeg oil), minyak nilam (patchouli oil), minyak kayu
manis (cinnamon oil), minyak kemukus (piper cubeba oil), minyak cengkeh
(clove oil) dan minyak kapol (cardamom oil).
Bapak Beli hasil panennya juga
ReplyDelete